MAKALAH
PENDEKATAN
PSIKOANALISIS
Makalah
Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Ahmad
Ilman Nafia, S.Pd.I, M.Pd.I
![Description: K:\kop undaris ANYAR.jpg](file:///C:/Users/ASUSLA~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Disusun
oleh :
Anik Rosidah FZK
Dewi Ratnasari
Laela Choirunnisa
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS DARUL ULUM
ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI (UNDARIS)
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
penulis dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat & hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Akmad Ilman Nafian, S.Pd.I,
M.Pd.I selaku Dosen Pendidikan Psikologi di Undaris yang masih memberikan
kepercayaannya kepada penulis dan tidak lupa penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang sudah memberikan dukungan untuk pembuatan makalah
ini.
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara
Oleh karena itu maju
mundurnya suatu pendidikan sangat menentukan bagi bangsa dan Negara khususnya
generasi yang akan dating.
Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga makalah ini dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Ungaran, 17 Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengetian
Psikoanalisa ........................................................................... 3
B.
Konsep Dasar Psikoanalisa...................................................................... 3
C.
Proses konseling
Psikoanalisa.................................................................. 6
D.
Tujuan konseling
Psikoanalisa................................................................. 6
E.
Peran konselor dalam
Konseling Psikoanalisa......................................... 7
F.
Teknik Konseling
Psikoanalisa................................................................ 7
G.
Kelebihan dan
Kekurangan Psikoanalisa................................................ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendekatan
psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Sigmund Freud
merupakan orang Jerman keturunan Yahudi lahir 6 Mei 1856 di Freiberg dan
meninggal di London 23 September 1939. Psikoanalisis mulai diperkenalkan oleh
Freud pada buku pertamanya yaitu penafsiran atas mimpi (Dream Interpretation)
pada tahun 1900.
Istilah
psikoanalisa mula-mula hanya digunakan pada hal-hal yang berhubungan dengan
Freud saja, sehingga psikoanalisis dan psikoanalisis freud memiliki arti yang
sama. Hal ini disebabkan karena murid-murid freud yang mengembangkan teori
psikoanalisis baik yang sejalan maupun tidak, pada umumnya menggunakan istilah
atau menggunakan nama yang berbeda untuk menunjukkan identitas ajaran mereka.
Seperti Carl Gustav Jung dan Alfred Adler yang menciptakan psikologi analitis (analytical
psychology) dan psikologi individual (individual psychology). Namun sejak
psikoanalisis menjadi mode yang tersebar luas, istilah psikoanalisis banyak
digunakan tidak saja pada hal-hal yang bersangkutan dengan Freud. Sampai akhir
abad ke-19, ilmu kedokteran berpendapat bahwa semua gangguan psikis berasal
dari salah satu kerusakan organis dalam otak. Belum banyak ilmuan yang meneliti
area afektif yang menyebabkan gangguan psikis. Psikoanalisis merupakan salah
satu factor yang memberikan pengaruh dalam mengubah pendapat tentang penyebab
gangguan psikis.
Psikoanalisa
juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan
cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Konsep
Freud yang Anti rasionalisme mendasari tindakannya dengan motivasi yang
tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia secara
esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif,
sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan itu. Manusia
bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang
lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan, libido terbagi
menjadi 2, yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai
dorongan untuk mati.
Banyak yang mengatakan bahwa psikoanalisa merupakan suatu hal yang unik
sekaligus paradoksial . Psikoanalisa juga
merupakan sistem yang paling dikenal luas meskipun tidak dipahami secara
universal. Tetapi disisi lain
psikoanalisa juga banyak berpengaruh pada bidang lain diluar ilmu psikologi.
Memang konsep psikoanalisa berkembang bukan dari psikologi tetapi dari
ilmu kedokteran tentang penyakit jiwa. meskipun begitu, konsep ini banyak dipakai tidak hanya dalam
bidang psikologi tetapi juga di bidang yang lainnya.
Di awal perkembangannya, psikoanalisa merupakan sebuah konsep yang
revolusioner karena pada saat itu dunia ilmu pengetahuan sedang ramai
memperbincangkan tentang teori darwin. Dan teori ini telah membuat manusia
mempunyai jiwa yang dianggap tidak lebih
dari salah satu anggota dari seluruh dunia hewan. Padahal manusia merupakan makhluk
yang komplek yang bisa dipelajari baik fisik maupun jiwanya.
Ketika itu perkembangan ilmu alam sedang sangat pesat dan penemuan teori
teori baru sedang mengalami kemajuan sehingga karena setiap bidang disiplin
ilmu mempunyai pengaruh terhadap bidang ilmu lainnya, maka sigmund freud pun
mengembangkan teorinya yang revolusioner di masanya.
B.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang
akan di bahas adalah:
1. Apa Psikoanalisa ?
2. Apa Saja Konsep
Dasar Psikoanalisa ?
3. Bagaimana Proses
Konseling Psikoanalisa?
4. Apa tujuan dari
konseling psikoanalisa ?
5. Apa peran konselor
dalam konseling psikoanalisa?
6. Apa Saja
Teknik Konseling Psikoanalisa ?
7. Apa Kelebihan dan
Kekurangan pada konseling psikoanalisa?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikoanalisa
Ø Psikoanalisa merupakan suatu
penyembuhan yang lebih bersifat psikologis yang menggunakan cara – cara fisik.
Ø Psikoloanlisa adalah sebuah metode
yang sangat berpengaruh untuk mengobati gangguan mental yang dibentuk oleh teori
psikoanalitik, yang menekankan proses mental bawah sadar dan kadang-kadang
digambarkan sebagai "psikologi mendalam."
B.
Konsep Dasar Psikoanalisa
Menurut Sigmund
freud bahwa konsep psikoanalisa adalah konsep tentang
ketidaksadaran dalam kepribadian .
·
Beberapa hakikat
manusia menurut freud :
1. Anti rasionalisme
2. Mendasari tindakannya dengan motivasi yang tak sadar ,konflik dan
simbolisme
3. Manusia secara esensial bersifat biologis terlahir dengan
dorongan-dorongan instruktif sehingga perilaku merupakan fungsi yang bereaksi
kea rah dorongan tadi
4. Semua kejadian psikis ditentukan oleh kejadian psikis sebelumnya.
5. Kesadaran merupakan suatu hal yang tidak biasa dan tidak merupakan
proses yang tidak biasa.
·
Teori kepribadian di
bagi menjadi tiga hal yaitu :
1. Struktur kepribadian
Pada struktur kepribadian terdiri atas tiga sistem
yaitu Id , Ego , dan super Ego.yang dari
ketiganya mempunyai fungsi, sifat, prinsip, dan dinamika masing-masing yang
saling berhubungan satu sama lain.
Tiga struktur kepribadian :
ü Id
Yaitu aspek biologi yang merupakan sistem
kepribadian yang asli. Id mempunyai energi yang dapat mengaktifkan Ego
dan Super Ego dan energi id dapat meningkat oleh perasaan dari dalam
maupun luar karena pada dasarnya Id
setiap manusia berisi tentang hal yang di bawa sejak lahir seperti insting.
PRINSIP Id
Apabila energi meningkat selalu menimbulkan KETEGANGAN , makaIdakan
MEREDUKSIKAN energi untuk tersebut untukmenghilangkan KETEGANGAN tersebut.
ü Ego
Yaitu aspek psikologi yang timbul karena kebutuhan
organisme untuk berhubungan dengan dunia nyata. yang berprinsip kenyataan dan
melanjutkan proses primer dengan proses sekunder. Proses sekunder disini adalah
usaha untuk menghasilkan sesuatu yang nyata yang dimuali dengan merumuskan
suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya dengan suatu tindaka
ü Super Ego
Yaitu Aspek sosiologis yang mencerminkan nilai –
nilai tradisional serta cita – cita yang ada di dalam kepribadian setiap
individu.
Fungsi super Ego dalam hubungan dengan fungsi id
dan ego yaitu :
a) Merintangi implus-implus id terutama implus seksual dan agresif yang
pernyatannya sangat di tentukan oleh masyarakat.
b) Mendorong Ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralitas daripada
realitas.
c) Mengejar kesempurnaaan.
ü
Contoh dari Id,
Ego dan Super Ego
Misalnya saja
dalam keadaan ujian kesulitan, id.nya adalah ingin berbuat kecurangan. lalu
egonya adalah ingin menyontek, tetapi super ego.nya adalah dia tidak berani
menyontek karena dia tahu menyontek itu dosa.
Apabila
superego lebih kuat dari pada ego, maka dia tidak akan menyontek .
2. Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi
psikis itu di distribusikan serta di gunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh
karena itu jumlah energi terbatas yang mengakibatkan terjadi persaingan dalam
menggunakan energi tersebut.
3. Perkembangan kepribadian
Menurur freud kepribadian setiap individu mulai
terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak pada umur 5 tahun hampir semua struktur
kepribadian telah terbentuk dan tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan
struktur dasar tersebut.
Kepribadian berkembang berhubungan dengan empat pokok
sumber ketegangan yaitu :
a) Proses pertumbuhan fisiologis ( kedewasaan )
b) Frustasi
c) Konflik
d) Ancaman
Fase- fase perkembangan kepribadian setiap individu
:
ü Fase oral : 0 s.d 1 tahun, pada fase ini mulut merupakan
daerah pokok dari aktivitas dinamis .
ü Fase anal : 1 s.d 3 tahun , pada fase ini kateksis dan
anti kateksis berpusat pada anal (pembuangan kotoran) .
ü Fase phallis : 3 s.d 5 tahun , pada fase ini alat kelamin
merupakan daerah erogen terpenting .
ü Fase latent : 5 s.d 13 tahun , pada fase ini implus-implus
cenderung untuk ada dalam keadaan
tertekan .
ü Fase pubertas : 12 s.d 20 tahun , pada fase ini implus-implus
yang selama pada fase latent seakan-akan tertekan, menonjol dan membawa
aktivitas-aktivitas yang dinamis.
ü Fase genital : pada fase ini individu telah beruabah dari
mengejar kenikmatan menjadi orang dewasa yang telah di sosialisasikan dengan
realitas. Tetapi fungsi pokok fase genital adalah reproduksi.
C.
Proses Konseling Psikoanalisa
1. Proses konseling psikoanalisa berpusat pada usaha menghayati kembali
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak karena konseling ini menekankan dimensi
afektif dalam membuat pemahaman ketidaksadaran.
2. Konselor mengajarkan klien
tentang makna proses yang berlngsung
sehingga si klien dapat memperoleh insight atas problem yang sedang di hadapi.
3. konselor membantu meningkatkan kesadaran si klien atas cara-cara
perubahan dengan demikian memperoleh kontrol rasional yang lebih banyak lagi.
4. Selama konseling, klien melalui tahapan-tahapan tertentu yaitu
pengembangan suatu hubungan yang analisis, mengalami krisis penyembuhan,
mendapat tilikan terhadap pengalaman masa lalu yang tidak di sadari ,untuk
lebih memahami dairi sendiri , pengembangan hubungan yang transparansi dengan
konselor , bekerja dengan hal-hal yang resistensi dan tertutup dan konselingpun
berakhir .
D.
Tujuan Konseling Psikoanalisa
1. Untuk menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari
pada mekanisme penyesuaian diri mereka sendiri dan dengan demikian menolong
mereka menyelesaikan masalah dasar yang mereka hadapi.
2. Untuk membentuk kembali struktur karakter individu dengan menggunakan
yang tak sadar menjadi sadar pada diri klien.
E.
Peran konselor pada konseling psikoanalisa
Beberapa peran konselor pada konseling
psikoanalisa:
1. Menolong klien untuk mendapatkan kesadaran diri, kejujuran dan
hubungan personal yang efektif.
2. Menciptakan hubungan kerja dengan klien lalu mendengarkan dan
menafsirkan.
3. Konselor mendengarkan ketidakkonsistenan cerita klien sambil menyisipkan
makna mimpi dan asosiasi bebas si klien dengan teliti.
F.
Teknik – teknik konseling Psikoanalisa
Teknik – teknik yang di gunakan dalam konseling
Psikoanalisa :
ü Asosiasi bebas : klien diminta mengutarakan apa saja yang
terlintas dalam pikirannya.
ü Interpretasi : mengungkapkan apa yang terkandung dibalik apa
saja yang di katakana oleh klien.
ü Analisis mimpi : klien di minta untuk mengungkapkan impiannya
dan konselor menganalisis.
ü Analisis dan interpretasi resistensi : berari penoloakan
. resistensi di sini sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong
seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan.
ü Analisis dan interpretasi Transferensi: berarti mengalihkan
mungkin mengalihkan perasaan atau harapan masa lalu .
G.
Kelebihan dan kekurangan konseling psikoanalisa
1. KELEBIHAN konseling psikoanalisa antara lain :
a) Pentingnya sikap non –moral pada terapis.
b) Adanya motivasi yang tidak selamanya di sadari.
c) Teori kepribadian dan teknik psikoanalisa yang saling berhubungan.
d) Pentingnya masa lalu pada masa kanak-kanak dalam perkembangan
kepribadian.
e) Model wawancara sebagai alat terapi.
f) Teori dan teknik saling berhubungan satu sama lain.
2. KEKURANGAN konseling psikoanalisa antara lain :
a) Terlalu meminimalkan rasionalitas.
b) Data penelitian yang bersifat
empiris kurang banyak mendukung sistem psikoanalisa.
c) Bahwa perilaku ditentukan oleh energi psikis ( sesuatu yang meragukan ).
d) Penyembuhan dalam psikoanalisa terlalu bersifat rasional dalam
pendekatan.
e) Pandangan yang terlalu deterministik dinilai terlalu merendahkan
martabat kemanusiaan.
f) Terlalu memnekankan pengalaman pada masa kanak-kanak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Psikoanalisa merupakan suatu
penyembuhan yang lebih bersifat psikologis yang menggunakan cara – cara fisik.
Ø Tujuan konseling psikoanalisa untuk menolong individu mendapatkan
pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuaian diri mereka
sendiri dan dengan demikian menolong mereka menyelesaikan masalah dasar yang
mereka hadapi
Ø Pada psikoanalisa struktur kepribadian terdiri atas tiga sistem yaitu Id
, Ego , dan super Ego.yang dari
ketiganya mempunyai fungsi, sifat, prinsip, dan dinamika masing-masing yang saling
berhubungan satu sama lain.
Ø Proses konseling psikoanalisa berpusat pada usaha menghayati kembali
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak karena konseling ini menekankan dimensi
afektif dalam membuat pemahaman ketidaksadaran.
B.
Saran
Ø Sebaiknya jangan terlalu menekankan pengalaman pada masa kanak-kanak
karena seolah-olah tanggung jawab klien berkurang.
Ø Sebaiknya pandangan jangan terlalu deterministic karena dinilai terlalu
merendahkan martabat kemanusiaan.
Ø Sebaiknya dalam konseling jangan terlalu meminimalkan sifat
rasionalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Surya, Mohamad.
2003. Teori-Teori Konseling. Bandung. Pustaka Bani Quraisy
Pujosuwarno,
Sayekti. 1993. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Yogyakarta. Menara
Mas Offset
Basuki, Heru. 2008. Psikologi
Umum. Jakarta. Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar