Powered By Blogger

Sabtu, 14 Maret 2015

KAUM KHAWARIJ





MAKALAH
PENDAPAT MENGENAI KAUM KHAWARIJ
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah        : Ilmu Kalam
Dosen Pengampu : Drs. Chalik Rifa’i M.Ag

Description: K:\kop undaris ANYAR.jpg

Disusun oleh : Anik Rosyidah F.Z.K
NIM : 13.61.0001
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI
(UNDARIS)
TAHUN AJARAN 2013/2014 M.



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang  telah melimpahkan rahmat &  hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih  kepada Bapak Chaliq Rifa’i selaku Dosen Ilmu Kalam di Undaris yang masih memberikan kepercayaannya kepada penulis dan tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah memberikan dukungan untuk pembuatan makalah ini.
Setiap orang yang ingin mengetahui seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat  dalam agamanya. Mempelajari teologi akan memberikan kepada seseorang keyakinan yang didasarkan pada landasan yang kuat, yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh perubahan zaman. Teologi dalam Islam dikenal dengan nama “Ilmu Aqaid”atau “Ilmu Tauhid”. Dinamakan demikian karena dalam Islamkeyakinan tentang ke-Maha Esaan Tuhan adalah termasuk ajaran yang sangat penting.
Dalam penyelasaian makalah ini penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki namun jika ada yang kurang tepat, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Ungaran, 17 Mei 2014

Penulis


PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang Kemunculan Khawarij
Secara bahasa Khawarij berasal dari bahasa Arab Kharaja yang berarti keluar, muncul, timbul atau memberontak. Khawarij adalah golongan politik yang menolak sikap Ali bin Abi Thalib dalam menerima paham penyelesaian sengketa antara Ali sebagai Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang menuntut Khalifah. Meskipun mereka semula adalah pengikut Ali, tetapi akibat politik penolakan mereka atas sikap Ali dalam paham itu.
Mereka lalu keluar dari kelompok Ali dan membentuk golongan sendiri yang dikenal golongan Khawarij. Golongan ini disebut juga dengan nama Haruriah, karena mereka berjumlah 12.000 orang itu memisahkan diri dari Ali menetapkan pimpinan baru disuatu kampung yang bernama Harura yang terletak didekat kota Kufah, di Irak. Mereka memilih Abdullah Ibn Abi Thalib. Dalam pertempuran dengan kekuatan Ali mereka mengalami kekalahan besar, tetapi akhirnya seorang Khariji bernama Abd Al-Rahman Ibn Muljam dapat membunuh Ali.
B.     Doktrin-doktrin Pokok Khawarij
Doktrin-doktrin Khawarij antara lain :
1.      Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.
2.      Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab, setiap muslim berhak menjadi Khalifah apabila sudah memenuhi syarat.
3.      Khalifah dipilih secara tetap selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan ajaran Islam.
4.      Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa ke Khalifahannya Utsman r.a dianggap telah menyeleweng.
5.      Khalifah Ali adalah sah tetapi terjadi paham, ia dianggap telah menyeleweng.
6.      Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap meneleweng dan telah menjadi kafir.
7.      Pasukan perang Jamal yang melawan Ali juga kafir
8.      Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.
9.      Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam negara Islam.
10.  Seseorang muslim harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
11.  Adanya Wa’ad dan Wa’id (orang yang baik harus masuk surga sedangkan orang yang jahat harus masuk neraka).
12.  Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.

C.    Perkembangan Khawarij
Kaum Khawarij pada umumnya terdiri dari orang-orang Arab Badawi. Hidup dipadang pasir yang serba tandus membuat mereka bersifat sederhana dalam cara hidup dan pemikiran, tetapi kersa hati serta berani dan bersikap merdeka, tidak tergantung pada orang lain. Perubahan agama tidak membawa perubahan dalam sifat-sifat ke Badawian mereka.
Mereka tetap bersikap bengis, suka kekerasan dan tidak gentar mati. Sebagai orang Badawi mereka tetap jauh dari ilmu pengetahuan. Mudahnya kaum Khawarij terpecah belah menjadi golongan-golongan kecil serta dapat pula dimengerti mengadakan perlawanan terhadap penguasa-penguasa Islam dan umat Islam yang ada dizaman mereka.
 Golongan Khawarij terbagi atas 6 golongan kecil yaitu :
1.      Al-Muhakkimah
Golongan Khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali, disebut golongan Al-Muhakkimah. Bagi mereka Ali, Mu’awiyah, kedua pengantara Amr Ibn Al-As dan Abu Musa Al-Asy’ari dan semua orang yang menyetujui paham bersalah itu dan menjadi kafir.
2.      Al-Azariqah
Golongan yang dapat menyusun barisan baru dan besar lagi kuat sesudah golongan Al-Muhakkimah hancur adalah golongan Al-Azariqah. Daerah kekuasaan mereka terletak diperbatasan Irak dengan Iran. Nama ini diambil dari Nafi’ Ibn Al-Azraq.
Khalifah pertama yang mereka pilih ialah Nafi’ sendiri dan kepadanya mereka beri gelar Amir Al-Mu’minin. Nafi’ meninggal dalam pertempuran di Irak pada tahun 686 M. mereka menyetujui paham bersalah itu dan menjadi musyrik
3.      Al-Nadjat
Najdah bin Ibn ‘Amir Al-Hanafi dari Yamamah dengan pengikut-pengikutnya pada mulanya ingin menggabungkan diri dengan golongan Al-Azariqah. Tetapi dalam golongan yang tersebut akhir ini timbul perpecahan. Sebagian dari pengikut-pengikut Nafi’ Ibn Al-Azraq, diantaranya Abu Fudaik, Rasyid Al-Tawil dan Atiah Al-Hanafi, tidak menyetujui paham bahwa orang Azraqi yang tidak mau berhijrah kedalam lingkungan Al-Azariqah adalah musyrik.
Akan tetapi mereka berpendapat bahwa orang berdosa besar yang menjadi kafir dan kekal dalam neraka hanyalah orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka. Adapun pengikutnya jika mengerjakan dosa besar, benar akan mendapatkan siksaan, tetapi bukan dalam neraka, dan kemudian akan masuk surga.
4.      Al-Ajaridah
Mereka adalah pengikut dari Abd Al-Karim Ibn Ajrad yang menurut Al-Syahrastani merupakan salah satu teman dari Atiah Al-Hanafi. Menurut paham mereka berhijrah bukanlah merupakan kewajiban sebagai diajarkan oleh Nafi’ Ibn Al-Azraq dan Najdah, tetapi hanya merupakan kebajikan. Kaum Ajaridah boleh tinggal diluar daerah kekuasaan mereka dengan tidak dianggap menjadi kafir. Harta boleh dijadikan rampasan perang hanyalah harta orang yang telah mati.
5.      Al-Sufriah
Pemimpin golongan ini ialah Ziad Ibn Al-Asfar. Dalam paham mereka dekat sama dengan golongan Al-Azariqah.
6.      Al-Ibadiyah
Golongan ini merupakan golongan yang paling beda dari seluruh golongan Khawarij. Namanya diambil dari Abdullah Ibn Ibad yang pada tahun 686 M. memisahkan diri dari golongan Al-Azariqah.


PENDAPAT SAYA
Saya tidak ssependapat dengan ajaran atau juga pemikiran kaum khawarij karena pemikiran khawarij yang mengagungkan kelompoknya dimana tidak seorang pun selain kelompoknya yang beragama Islam & juga saling tuduh “KAFIR mengkafirkan” terhadap sesama orang muslim. Padahal di al-Quran dijelaskan bahwa orang yang menjuluki saudaranya kafir maka sesungguhnya dialah yang zalim.
Saya juga tidak sependapat dengan pemikiran-pemikiran kelompok ini, mengenai anak orang kafir yang kemudian dihukumi kafir, padahal seorang anak yang lahir oleh Islam masih dihukumi fitrah tanpa dosa sedikit pun. Sangat tidak mungkin jika kita melakukan kesalahan kecil maka dihukumi dosa besar dan yang orang yang melakukan dosa besar akan kekal di neraka. Ketidaksetujuan pemikiran tentang landasan hukum yang tidak mempercayai as-Sunnah, padahal Nabi menganjurkan agar tidak tersesat dalam menetapkan hokum Islam harus menggunakan As-Sunnah.
Saya juga kurang sependapat dengan kaum khawarij karena mereka bersifat :
1. Mencela dan Menyesatkan
Orangorang Khawarij sangat mudah mencela dan menganggap sesat Muslim lain, bahkan Rasul saw. sendiri dianggap tidak adil dalam pembagian ghanimah. Kalau terhadap Rasul sebagai pemimpin umat berani berkata sekasar itu, apalagi terhadap Muslim yang lainnya, tentu dengan mudahnya mereka menganggap kafir. Mereka mengkafirkan Ali, Muawiyah, dan sahabat yang lain. Fenomena ini sekarang banyak bermunculan. Efek dari mudahnya mereka saling mengkafirkan adalah kelompok mereka mudah pecah disebabkan kesalahan kecil yang mereka perbuat.
2. Buruk Sangka
Fenomena sejarah membuktikan bahwa orangorang Khawarij adalah kaum yang paling mudah berburuk sangka. Mereka berburuk sangka kepada Rasulullah saw. bahwa beliau tidak adil dalam pembagian ghanimah, bahkan menuduh Rasulullah saw. tidak mencari ridha Allah. Mereka tidak cukup sabar menanyakan cara dan tujuan Rasulullah saw. melebihkan pembesarpembesar dibanding yang lainnya. Padahal itu dilakukan Rasulullah saw. dalam rangka dakwah dan ta’liful qulub. Mereka juga menuduh Utsman sebagai nepotis dan menuduh Ali tidak mempunyai visi kepemimpinan yang jelas.
3. Berlebihlebihan dalam ibadah
Ini dibuktikan oleh kesaksian Ibnu Abbas. Mereka adalah orang yang sangat sederhana, pakaian mereka sampai terlihat seratseratnya karena cuma satu dan sering dicuci, muka mereka pucat karena jarang tidur malam, jidat mereka hitam karena lama dalam sujud, tangan dan kaki mereka ‘kapalan’. Mereka disebut quro’ karena bacaan Al-Qur’annya bagus dan lama. Bahkan Rasulullah saw. sendiri membandingkan ibadah orangorang Khawarij dengan sahabat yang lainnya, termasuk Umar bin Khattab, masih tidak ada apaapanya, apalagi kalau dibandingkan dengan kita. Ini menunjukkan betapa sangat berlebihlebihannya ibadah mereka. Karena itu mereka menganggap ibadah kaum yang lain belum ada apa-apanya.
4. Keras terhadap sesama Muslim dan memudahkan yang lainnya
Hadits Rasulullah saw. menyebutkan bahwa mereka mudah membunuh orang Islam, tetapi membiarkan penyembah berhala. Ibnu Abdil Bar meriwayatkan, “Ketika Abdullah bin Habbab bin AlArt berjalan dengan isterinya bertemu dengan orang Khawarij dan mereka meminta kepada Abdullah untuk menyampaikan haditshadits yang didengar dari Rasulullah saw., kemudian Abdullah menyampaikan hadits tentang terjadinya fitnah,
“Yang duduk pada waktu itu lebih baik dari yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari yang berjalan….”
Mereka bertanya, “Apakah Anda mendengar ini dari Rasulullah?” “Ya,” jawab Abdullah. Maka serta-merta mereka langsung memenggal Abdullah. Dan isterinya dibunuh dengan mengeluarkan janin dari perutnya.
Di sisi lain tatkala mereka di kebun kurma dan ada satu biji kurma yang jatuh kemudian salah seorang dari mereka memakannya, tetapi setelah yang lain mengingatkan bahwa kurma itu bukan miliknya, langsung saja orang itu memuntahkan kurma yang dimakannya. Dan ketika mereka di Kuffah melihat babi langsung mereka bunuh, tapi setelah diingatkan bahwa babi itu milik orang kafir ahli dzimmah, langsung saja yang membunuh babi tadi mencari orang yang mempunyai babi tersebut, meminta maaf dan membayar tebusan.
5. Sedikit pengalamannya
Hal ini digambarkan dalam hadits bahwa orangorang Khawarij umurnya masih mudamuda yang hanya mempunyai bekal semangat.
6. Sedikit pemahamannya
Disebutkan dalam hadits dengan sebutan Sufahaa-ul ahlaam (orang bodoh), berdakwah pada manusia untuk mengamalkan AlQur’an dan kembali padanya, tetapi mereka sendiri tidak mengamalkannya dan tidak memahaminya. Merasa bahwa AlQur’an akan menolongnya di akhirat, padahal sebaliknya akan membahayakannya.
7. Nilai Khawarij
Orangorang Khawarij keluar dari Islam sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw., “Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah keluar dari busurnya.”
8. Fenomena Khawarij
Mereka akan senantiasa ada sampai hari kiamat. “Mereka akan senantiasa keluar sampai yang terakhir keluar bersama AlMasih AdDajjal”
9. Kedudukan Khawarij
Kedudukan mereka sangat rendah. Di dunia disebut sebagai seburuk-buruk makhluk dan di akhirat disebut sebagai anjing neraka.
10. Sikap terhadap Khawarij
Rasulullah saw. menyuruh kita untuk membunuh jika menjumpai mereka. “Jika engkau bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar