Powered By Blogger

Sabtu, 14 Maret 2015

KAUM KHAWARIJ





MAKALAH
PENDAPAT MENGENAI KAUM KHAWARIJ
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah        : Ilmu Kalam
Dosen Pengampu : Drs. Chalik Rifa’i M.Ag

Description: K:\kop undaris ANYAR.jpg

Disusun oleh : Anik Rosyidah F.Z.K
NIM : 13.61.0001
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI
(UNDARIS)
TAHUN AJARAN 2013/2014 M.



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang  telah melimpahkan rahmat &  hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih  kepada Bapak Chaliq Rifa’i selaku Dosen Ilmu Kalam di Undaris yang masih memberikan kepercayaannya kepada penulis dan tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah memberikan dukungan untuk pembuatan makalah ini.
Setiap orang yang ingin mengetahui seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat  dalam agamanya. Mempelajari teologi akan memberikan kepada seseorang keyakinan yang didasarkan pada landasan yang kuat, yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh perubahan zaman. Teologi dalam Islam dikenal dengan nama “Ilmu Aqaid”atau “Ilmu Tauhid”. Dinamakan demikian karena dalam Islamkeyakinan tentang ke-Maha Esaan Tuhan adalah termasuk ajaran yang sangat penting.
Dalam penyelasaian makalah ini penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki namun jika ada yang kurang tepat, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Ungaran, 17 Mei 2014

Penulis


PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang Kemunculan Khawarij
Secara bahasa Khawarij berasal dari bahasa Arab Kharaja yang berarti keluar, muncul, timbul atau memberontak. Khawarij adalah golongan politik yang menolak sikap Ali bin Abi Thalib dalam menerima paham penyelesaian sengketa antara Ali sebagai Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang menuntut Khalifah. Meskipun mereka semula adalah pengikut Ali, tetapi akibat politik penolakan mereka atas sikap Ali dalam paham itu.
Mereka lalu keluar dari kelompok Ali dan membentuk golongan sendiri yang dikenal golongan Khawarij. Golongan ini disebut juga dengan nama Haruriah, karena mereka berjumlah 12.000 orang itu memisahkan diri dari Ali menetapkan pimpinan baru disuatu kampung yang bernama Harura yang terletak didekat kota Kufah, di Irak. Mereka memilih Abdullah Ibn Abi Thalib. Dalam pertempuran dengan kekuatan Ali mereka mengalami kekalahan besar, tetapi akhirnya seorang Khariji bernama Abd Al-Rahman Ibn Muljam dapat membunuh Ali.
B.     Doktrin-doktrin Pokok Khawarij
Doktrin-doktrin Khawarij antara lain :
1.      Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.
2.      Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab, setiap muslim berhak menjadi Khalifah apabila sudah memenuhi syarat.
3.      Khalifah dipilih secara tetap selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan ajaran Islam.
4.      Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa ke Khalifahannya Utsman r.a dianggap telah menyeleweng.
5.      Khalifah Ali adalah sah tetapi terjadi paham, ia dianggap telah menyeleweng.
6.      Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap meneleweng dan telah menjadi kafir.
7.      Pasukan perang Jamal yang melawan Ali juga kafir
8.      Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.
9.      Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam negara Islam.
10.  Seseorang muslim harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
11.  Adanya Wa’ad dan Wa’id (orang yang baik harus masuk surga sedangkan orang yang jahat harus masuk neraka).
12.  Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.

C.    Perkembangan Khawarij
Kaum Khawarij pada umumnya terdiri dari orang-orang Arab Badawi. Hidup dipadang pasir yang serba tandus membuat mereka bersifat sederhana dalam cara hidup dan pemikiran, tetapi kersa hati serta berani dan bersikap merdeka, tidak tergantung pada orang lain. Perubahan agama tidak membawa perubahan dalam sifat-sifat ke Badawian mereka.
Mereka tetap bersikap bengis, suka kekerasan dan tidak gentar mati. Sebagai orang Badawi mereka tetap jauh dari ilmu pengetahuan. Mudahnya kaum Khawarij terpecah belah menjadi golongan-golongan kecil serta dapat pula dimengerti mengadakan perlawanan terhadap penguasa-penguasa Islam dan umat Islam yang ada dizaman mereka.
 Golongan Khawarij terbagi atas 6 golongan kecil yaitu :
1.      Al-Muhakkimah
Golongan Khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali, disebut golongan Al-Muhakkimah. Bagi mereka Ali, Mu’awiyah, kedua pengantara Amr Ibn Al-As dan Abu Musa Al-Asy’ari dan semua orang yang menyetujui paham bersalah itu dan menjadi kafir.
2.      Al-Azariqah
Golongan yang dapat menyusun barisan baru dan besar lagi kuat sesudah golongan Al-Muhakkimah hancur adalah golongan Al-Azariqah. Daerah kekuasaan mereka terletak diperbatasan Irak dengan Iran. Nama ini diambil dari Nafi’ Ibn Al-Azraq.
Khalifah pertama yang mereka pilih ialah Nafi’ sendiri dan kepadanya mereka beri gelar Amir Al-Mu’minin. Nafi’ meninggal dalam pertempuran di Irak pada tahun 686 M. mereka menyetujui paham bersalah itu dan menjadi musyrik
3.      Al-Nadjat
Najdah bin Ibn ‘Amir Al-Hanafi dari Yamamah dengan pengikut-pengikutnya pada mulanya ingin menggabungkan diri dengan golongan Al-Azariqah. Tetapi dalam golongan yang tersebut akhir ini timbul perpecahan. Sebagian dari pengikut-pengikut Nafi’ Ibn Al-Azraq, diantaranya Abu Fudaik, Rasyid Al-Tawil dan Atiah Al-Hanafi, tidak menyetujui paham bahwa orang Azraqi yang tidak mau berhijrah kedalam lingkungan Al-Azariqah adalah musyrik.
Akan tetapi mereka berpendapat bahwa orang berdosa besar yang menjadi kafir dan kekal dalam neraka hanyalah orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka. Adapun pengikutnya jika mengerjakan dosa besar, benar akan mendapatkan siksaan, tetapi bukan dalam neraka, dan kemudian akan masuk surga.
4.      Al-Ajaridah
Mereka adalah pengikut dari Abd Al-Karim Ibn Ajrad yang menurut Al-Syahrastani merupakan salah satu teman dari Atiah Al-Hanafi. Menurut paham mereka berhijrah bukanlah merupakan kewajiban sebagai diajarkan oleh Nafi’ Ibn Al-Azraq dan Najdah, tetapi hanya merupakan kebajikan. Kaum Ajaridah boleh tinggal diluar daerah kekuasaan mereka dengan tidak dianggap menjadi kafir. Harta boleh dijadikan rampasan perang hanyalah harta orang yang telah mati.
5.      Al-Sufriah
Pemimpin golongan ini ialah Ziad Ibn Al-Asfar. Dalam paham mereka dekat sama dengan golongan Al-Azariqah.
6.      Al-Ibadiyah
Golongan ini merupakan golongan yang paling beda dari seluruh golongan Khawarij. Namanya diambil dari Abdullah Ibn Ibad yang pada tahun 686 M. memisahkan diri dari golongan Al-Azariqah.


PENDAPAT SAYA
Saya tidak ssependapat dengan ajaran atau juga pemikiran kaum khawarij karena pemikiran khawarij yang mengagungkan kelompoknya dimana tidak seorang pun selain kelompoknya yang beragama Islam & juga saling tuduh “KAFIR mengkafirkan” terhadap sesama orang muslim. Padahal di al-Quran dijelaskan bahwa orang yang menjuluki saudaranya kafir maka sesungguhnya dialah yang zalim.
Saya juga tidak sependapat dengan pemikiran-pemikiran kelompok ini, mengenai anak orang kafir yang kemudian dihukumi kafir, padahal seorang anak yang lahir oleh Islam masih dihukumi fitrah tanpa dosa sedikit pun. Sangat tidak mungkin jika kita melakukan kesalahan kecil maka dihukumi dosa besar dan yang orang yang melakukan dosa besar akan kekal di neraka. Ketidaksetujuan pemikiran tentang landasan hukum yang tidak mempercayai as-Sunnah, padahal Nabi menganjurkan agar tidak tersesat dalam menetapkan hokum Islam harus menggunakan As-Sunnah.
Saya juga kurang sependapat dengan kaum khawarij karena mereka bersifat :
1. Mencela dan Menyesatkan
Orangorang Khawarij sangat mudah mencela dan menganggap sesat Muslim lain, bahkan Rasul saw. sendiri dianggap tidak adil dalam pembagian ghanimah. Kalau terhadap Rasul sebagai pemimpin umat berani berkata sekasar itu, apalagi terhadap Muslim yang lainnya, tentu dengan mudahnya mereka menganggap kafir. Mereka mengkafirkan Ali, Muawiyah, dan sahabat yang lain. Fenomena ini sekarang banyak bermunculan. Efek dari mudahnya mereka saling mengkafirkan adalah kelompok mereka mudah pecah disebabkan kesalahan kecil yang mereka perbuat.
2. Buruk Sangka
Fenomena sejarah membuktikan bahwa orangorang Khawarij adalah kaum yang paling mudah berburuk sangka. Mereka berburuk sangka kepada Rasulullah saw. bahwa beliau tidak adil dalam pembagian ghanimah, bahkan menuduh Rasulullah saw. tidak mencari ridha Allah. Mereka tidak cukup sabar menanyakan cara dan tujuan Rasulullah saw. melebihkan pembesarpembesar dibanding yang lainnya. Padahal itu dilakukan Rasulullah saw. dalam rangka dakwah dan ta’liful qulub. Mereka juga menuduh Utsman sebagai nepotis dan menuduh Ali tidak mempunyai visi kepemimpinan yang jelas.
3. Berlebihlebihan dalam ibadah
Ini dibuktikan oleh kesaksian Ibnu Abbas. Mereka adalah orang yang sangat sederhana, pakaian mereka sampai terlihat seratseratnya karena cuma satu dan sering dicuci, muka mereka pucat karena jarang tidur malam, jidat mereka hitam karena lama dalam sujud, tangan dan kaki mereka ‘kapalan’. Mereka disebut quro’ karena bacaan Al-Qur’annya bagus dan lama. Bahkan Rasulullah saw. sendiri membandingkan ibadah orangorang Khawarij dengan sahabat yang lainnya, termasuk Umar bin Khattab, masih tidak ada apaapanya, apalagi kalau dibandingkan dengan kita. Ini menunjukkan betapa sangat berlebihlebihannya ibadah mereka. Karena itu mereka menganggap ibadah kaum yang lain belum ada apa-apanya.
4. Keras terhadap sesama Muslim dan memudahkan yang lainnya
Hadits Rasulullah saw. menyebutkan bahwa mereka mudah membunuh orang Islam, tetapi membiarkan penyembah berhala. Ibnu Abdil Bar meriwayatkan, “Ketika Abdullah bin Habbab bin AlArt berjalan dengan isterinya bertemu dengan orang Khawarij dan mereka meminta kepada Abdullah untuk menyampaikan haditshadits yang didengar dari Rasulullah saw., kemudian Abdullah menyampaikan hadits tentang terjadinya fitnah,
“Yang duduk pada waktu itu lebih baik dari yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari yang berjalan….”
Mereka bertanya, “Apakah Anda mendengar ini dari Rasulullah?” “Ya,” jawab Abdullah. Maka serta-merta mereka langsung memenggal Abdullah. Dan isterinya dibunuh dengan mengeluarkan janin dari perutnya.
Di sisi lain tatkala mereka di kebun kurma dan ada satu biji kurma yang jatuh kemudian salah seorang dari mereka memakannya, tetapi setelah yang lain mengingatkan bahwa kurma itu bukan miliknya, langsung saja orang itu memuntahkan kurma yang dimakannya. Dan ketika mereka di Kuffah melihat babi langsung mereka bunuh, tapi setelah diingatkan bahwa babi itu milik orang kafir ahli dzimmah, langsung saja yang membunuh babi tadi mencari orang yang mempunyai babi tersebut, meminta maaf dan membayar tebusan.
5. Sedikit pengalamannya
Hal ini digambarkan dalam hadits bahwa orangorang Khawarij umurnya masih mudamuda yang hanya mempunyai bekal semangat.
6. Sedikit pemahamannya
Disebutkan dalam hadits dengan sebutan Sufahaa-ul ahlaam (orang bodoh), berdakwah pada manusia untuk mengamalkan AlQur’an dan kembali padanya, tetapi mereka sendiri tidak mengamalkannya dan tidak memahaminya. Merasa bahwa AlQur’an akan menolongnya di akhirat, padahal sebaliknya akan membahayakannya.
7. Nilai Khawarij
Orangorang Khawarij keluar dari Islam sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw., “Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah keluar dari busurnya.”
8. Fenomena Khawarij
Mereka akan senantiasa ada sampai hari kiamat. “Mereka akan senantiasa keluar sampai yang terakhir keluar bersama AlMasih AdDajjal”
9. Kedudukan Khawarij
Kedudukan mereka sangat rendah. Di dunia disebut sebagai seburuk-buruk makhluk dan di akhirat disebut sebagai anjing neraka.
10. Sikap terhadap Khawarij
Rasulullah saw. menyuruh kita untuk membunuh jika menjumpai mereka. “Jika engkau bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka.”


PENDEKATAN PSIKOANALISIS

MAKALAH
PENDEKATAN PSIKOANALISIS
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :  Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Ahmad Ilman Nafia, S.Pd.I, M.Pd.I



Description: K:\kop undaris ANYAR.jpg



Disusun oleh :
Anik Rosidah FZK
Dewi Ratnasari 
Laela Choirunnisa 


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI (UNDARIS)
2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang  telah melimpahkan rahmat &  hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih  kepada Bapak Akmad Ilman Nafian, S.Pd.I, M.Pd.I selaku Dosen Pendidikan Psikologi di Undaris yang masih memberikan kepercayaannya kepada penulis dan tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah memberikan dukungan untuk pembuatan makalah ini.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Oleh karena itu maju mundurnya suatu pendidikan sangat menentukan bagi bangsa dan Negara khususnya generasi yang akan dating.
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga  makalah ini dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Ungaran, 17 Mei 2014

Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................       i
KATA PENGANTAR ....................................................................................      ii
DAFTAR ISI....................................................................................................      iii
BAB I       PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang........................................................................................      1
B.            Rumusan Masalah...................................................................................      1

BAB II      PEMBAHASAN
A.           Pengetian Psikoanalisa ...........................................................................      3
B.            Konsep Dasar Psikoanalisa......................................................................      3
C.            Proses konseling Psikoanalisa..................................................................      6
D.           Tujuan konseling Psikoanalisa.................................................................      6
E.            Peran konselor dalam Konseling Psikoanalisa.........................................      7
F.             Teknik Konseling Psikoanalisa................................................................      7
G.           Kelebihan dan Kekurangan Psikoanalisa................................................      7

BAB III    PENUTUP
A.    Kesimpulan...............................................................................................      9
B.     Saran      ..................................................................................................      9

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................     10


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang           
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Sigmund Freud merupakan orang Jerman keturunan Yahudi lahir 6 Mei 1856 di Freiberg dan meninggal di London 23 September 1939. Psikoanalisis mulai diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya yaitu penafsiran atas mimpi (Dream Interpretation) pada tahun 1900.
Istilah psikoanalisa mula-mula hanya digunakan pada hal-hal yang berhubungan dengan Freud saja, sehingga psikoanalisis dan psikoanalisis freud memiliki arti yang sama. Hal ini disebabkan karena murid-murid freud yang mengembangkan teori psikoanalisis baik yang sejalan maupun tidak, pada umumnya menggunakan istilah atau menggunakan nama yang berbeda untuk menunjukkan identitas ajaran mereka. Seperti Carl Gustav Jung dan Alfred Adler yang menciptakan psikologi analitis (analytical psychology) dan psikologi individual (individual psychology). Namun sejak psikoanalisis menjadi mode yang tersebar luas, istilah psikoanalisis banyak digunakan tidak saja pada hal-hal yang bersangkutan dengan Freud. Sampai akhir abad ke-19, ilmu kedokteran berpendapat bahwa semua gangguan psikis berasal dari salah satu kerusakan organis dalam otak. Belum banyak ilmuan yang meneliti area afektif yang menyebabkan gangguan psikis. Psikoanalisis merupakan salah satu factor yang memberikan pengaruh dalam mengubah pendapat tentang penyebab gangguan psikis.
Psikoanalisa juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Konsep Freud  yang Anti rasionalisme mendasari tindakannya dengan motivasi yang tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan, libido terbagi menjadi 2, yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati.
Banyak yang mengatakan bahwa psikoanalisa merupakan suatu hal yang unik sekaligus paradoksial . Psikoanalisa juga  merupakan sistem yang paling dikenal luas meskipun tidak dipahami secara universal. Tetapi  disisi lain psikoanalisa juga banyak berpengaruh pada bidang lain diluar ilmu  psikologi.
Memang konsep psikoanalisa berkembang bukan dari psikologi tetapi dari ilmu kedokteran tentang penyakit jiwa. meskipun begitu,  konsep ini banyak dipakai tidak hanya dalam bidang psikologi tetapi juga di bidang yang lainnya.
Di awal perkembangannya, psikoanalisa merupakan sebuah konsep yang revolusioner karena pada saat itu dunia ilmu pengetahuan sedang ramai memperbincangkan tentang teori darwin. Dan teori ini telah membuat manusia mempunyai jiwa yang  dianggap tidak lebih dari salah satu anggota dari seluruh dunia hewan. Padahal manusia merupakan makhluk yang komplek yang bisa dipelajari baik fisik maupun jiwanya.
Ketika itu perkembangan ilmu alam sedang sangat pesat dan penemuan teori teori baru sedang mengalami kemajuan sehingga karena setiap bidang disiplin ilmu mempunyai pengaruh terhadap bidang ilmu lainnya, maka sigmund freud pun mengembangkan teorinya yang revolusioner di masanya.

B.            Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan di bahas adalah:
1.      Apa Psikoanalisa ?
2.      Apa Saja Konsep Dasar Psikoanalisa ?
3.      Bagaimana Proses Konseling Psikoanalisa?
4.      Apa tujuan dari konseling psikoanalisa ?
5.      Apa peran konselor dalam konseling psikoanalisa?
6.      Apa Saja Teknik  Konseling Psikoanalisa ?
7.      Apa Kelebihan dan Kekurangan pada konseling psikoanalisa?

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Psikoanalisa
Ø Psikoanalisa merupakan suatu penyembuhan yang lebih bersifat psikologis yang menggunakan cara – cara fisik.
Ø Psikoloanlisa adalah sebuah metode yang sangat berpengaruh untuk  mengobati gangguan mental yang  dibentuk oleh teori psikoanalitik, yang menekankan proses mental bawah sadar dan kadang-kadang digambarkan sebagai "psikologi mendalam."

B.            Konsep Dasar Psikoanalisa
Menurut Sigmund freud bahwa konsep psikoanalisa adalah konsep tentang ketidaksadaran dalam kepribadian .
·       Beberapa hakikat manusia menurut freud :
1.    Anti rasionalisme
2.    Mendasari tindakannya dengan motivasi yang tak sadar ,konflik dan simbolisme
3.    Manusia secara esensial bersifat biologis terlahir dengan dorongan-dorongan instruktif sehingga perilaku merupakan fungsi yang bereaksi kea rah dorongan tadi
4.    Semua kejadian psikis ditentukan oleh kejadian psikis sebelumnya.
5.    Kesadaran merupakan suatu hal yang tidak biasa dan tidak merupakan proses yang tidak biasa.

·       Teori kepribadian di bagi menjadi tiga hal yaitu :
1.    Struktur kepribadian
Pada struktur kepribadian terdiri atas tiga sistem yaitu Id ,  Ego , dan super Ego.yang dari ketiganya mempunyai fungsi, sifat, prinsip, dan dinamika masing-masing yang saling berhubungan satu sama lain.
Tiga struktur kepribadian :

ü Id
Yaitu aspek biologi yang merupakan sistem kepribadian yang asli. Id mempunyai energi yang dapat mengaktifkan Ego dan Super Ego dan energi id dapat meningkat oleh perasaan dari dalam maupun luar karena pada dasarnya  Id setiap manusia berisi tentang hal yang di bawa sejak lahir seperti insting.
PRINSIP Id
Apabila energi meningkat selalu menimbulkan KETEGANGAN , makaIdakan MEREDUKSIKAN energi untuk tersebut untukmenghilangkan KETEGANGAN tersebut.
ü Ego
Yaitu aspek psikologi yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia nyata. yang berprinsip kenyataan dan melanjutkan proses primer dengan proses sekunder. Proses sekunder disini adalah usaha untuk menghasilkan sesuatu yang nyata yang dimuali dengan merumuskan suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya dengan suatu tindaka
ü Super Ego
Yaitu Aspek sosiologis yang mencerminkan nilai – nilai tradisional serta cita – cita yang ada di dalam kepribadian setiap individu.
Fungsi super Ego dalam hubungan dengan fungsi id dan ego yaitu :
a)   Merintangi implus-implus id terutama implus seksual dan agresif yang pernyatannya sangat di tentukan oleh masyarakat.
b)   Mendorong Ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralitas daripada realitas.
c)   Mengejar kesempurnaaan. 
ü Contoh dari Id, Ego dan Super Ego
Misalnya saja dalam keadaan ujian kesulitan, id.nya adalah ingin berbuat kecurangan. lalu egonya adalah ingin menyontek, tetapi super ego.nya adalah dia tidak berani menyontek karena dia tahu menyontek itu dosa.
Apabila superego lebih kuat dari pada ego, maka dia tidak akan menyontek .

2.    Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu di distribusikan serta di gunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena itu jumlah energi terbatas yang mengakibatkan terjadi persaingan dalam menggunakan energi tersebut.

3.    Perkembangan kepribadian
Menurur freud kepribadian setiap individu mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak pada umur 5 tahun hampir semua struktur kepribadian telah terbentuk dan tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.
Kepribadian berkembang berhubungan dengan empat pokok sumber ketegangan yaitu :
a)    Proses pertumbuhan fisiologis ( kedewasaan )
b)   Frustasi
c)    Konflik
d)   Ancaman
Fase- fase perkembangan kepribadian setiap individu :
ü Fase oral         :    0 s.d 1 tahun, pada fase ini mulut merupakan daerah pokok dari aktivitas dinamis .
ü Fase anal         :    1 s.d 3 tahun , pada fase ini kateksis dan anti kateksis berpusat pada anal (pembuangan kotoran) .
ü Fase phallis     :    3 s.d 5 tahun , pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting .
ü Fase latent      :    5 s.d 13 tahun , pada fase ini implus-implus cenderung untuk ada dalam  keadaan tertekan .
ü Fase pubertas :    12 s.d 20 tahun , pada fase ini implus-implus yang selama pada fase latent seakan-akan tertekan, menonjol dan membawa aktivitas-aktivitas yang dinamis.
ü Fase genital     :    pada fase ini individu telah beruabah dari mengejar kenikmatan menjadi orang dewasa yang telah di sosialisasikan dengan realitas. Tetapi fungsi pokok fase genital adalah reproduksi.

C.           Proses Konseling Psikoanalisa
1.    Proses konseling psikoanalisa berpusat pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak karena konseling ini menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidaksadaran.
2.    Konselor mengajarkan  klien tentang makna proses  yang berlngsung sehingga si klien dapat memperoleh insight atas problem yang sedang di hadapi.
3.    konselor membantu meningkatkan kesadaran si klien atas cara-cara perubahan dengan demikian memperoleh kontrol rasional yang lebih banyak lagi.
4.    Selama konseling, klien melalui tahapan-tahapan tertentu yaitu pengembangan suatu hubungan yang analisis, mengalami krisis penyembuhan, mendapat tilikan terhadap pengalaman masa lalu yang tidak di sadari ,untuk lebih memahami dairi sendiri , pengembangan hubungan yang transparansi dengan konselor , bekerja dengan hal-hal yang resistensi dan tertutup dan konselingpun berakhir .  

D.           Tujuan Konseling Psikoanalisa
1.    Untuk menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuaian diri mereka sendiri dan dengan demikian menolong mereka menyelesaikan masalah dasar yang mereka hadapi.
2.    Untuk membentuk kembali struktur karakter individu dengan menggunakan yang tak sadar menjadi sadar pada diri klien.
E.            Peran konselor pada konseling psikoanalisa
Beberapa peran konselor pada konseling psikoanalisa:
1.    Menolong klien untuk mendapatkan kesadaran diri, kejujuran dan hubungan  personal yang efektif.
2.    Menciptakan hubungan kerja dengan klien lalu mendengarkan dan menafsirkan.
3.    Konselor mendengarkan ketidakkonsistenan cerita klien sambil menyisipkan makna mimpi dan asosiasi bebas si klien dengan teliti.

F.            Teknik – teknik konseling Psikoanalisa
Teknik – teknik yang di gunakan dalam konseling Psikoanalisa :
ü Asosiasi bebas          :    klien diminta mengutarakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya.
ü Interpretasi               :    mengungkapkan apa yang terkandung dibalik apa saja yang di katakana oleh klien.
ü Analisis mimpi         :    klien di minta untuk mengungkapkan impiannya dan konselor menganalisis.
ü Analisis dan interpretasi resistensi   :           berari penoloakan . resistensi di sini sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan.
ü Analisis dan interpretasi Transferensi: berarti mengalihkan mungkin mengalihkan perasaan atau harapan masa lalu .

G.           Kelebihan dan kekurangan konseling psikoanalisa
1.    KELEBIHAN konseling psikoanalisa antara lain :
a)    Pentingnya sikap non –moral pada terapis.
b)   Adanya motivasi yang tidak selamanya di sadari.
c)    Teori kepribadian dan teknik psikoanalisa yang saling berhubungan.
d)   Pentingnya masa lalu pada masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian.
e)    Model wawancara sebagai alat terapi.
f)    Teori dan teknik saling berhubungan satu sama lain.

2.    KEKURANGAN konseling psikoanalisa antara lain :
a)    Terlalu meminimalkan rasionalitas.
b)   Data penelitian yang  bersifat empiris kurang banyak mendukung sistem psikoanalisa.
c)    Bahwa perilaku ditentukan oleh energi psikis ( sesuatu yang meragukan ).
d)   Penyembuhan dalam psikoanalisa terlalu bersifat rasional dalam pendekatan.
e)    Pandangan yang terlalu deterministik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
f)    Terlalu memnekankan pengalaman pada masa kanak-kanak.



















BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Ø  Psikoanalisa merupakan suatu penyembuhan yang lebih bersifat psikologis yang menggunakan cara – cara fisik.
Ø  Tujuan konseling psikoanalisa untuk menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuaian diri mereka sendiri dan dengan demikian menolong mereka menyelesaikan masalah dasar yang mereka hadapi
Ø  Pada psikoanalisa struktur kepribadian terdiri atas tiga sistem yaitu Id ,  Ego , dan super Ego.yang dari ketiganya mempunyai fungsi, sifat, prinsip, dan dinamika masing-masing yang saling berhubungan satu sama lain.
Ø  Proses konseling psikoanalisa berpusat pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak karena konseling ini menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidaksadaran.

B.            Saran
Ø  Sebaiknya jangan terlalu menekankan pengalaman pada masa kanak-kanak karena seolah-olah tanggung jawab klien berkurang.
Ø  Sebaiknya pandangan jangan terlalu deterministic karena dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
Ø  Sebaiknya dalam konseling jangan terlalu meminimalkan sifat rasionalitas.

DAFTAR PUSTAKA

Surya, Mohamad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung. Pustaka Bani Quraisy
Pujosuwarno, Sayekti. 1993. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Yogyakarta. Menara Mas Offset
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta. Gunadarma