SINOPSIS METODOLOGI STUDI
ISLAM
DR. H. ABUDDIN NATA, MA
PT. Raja Grafindo Persada, cet 6, 2001, Jakarta, 406 hlm.
Sinopsis ini disusun guna memenuhi tugas :
METODOLOGI STUDI ISLAM
Disusun oleh :
ANIK ROSYIDAH F.Z.K
NIM : 13.61.0001
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI (UNDARIS)
TAHUN AJARAN 2013/2014 M.
BIODATA PENYUSUN
Nama : Anik Rosyidah Fitriani Za’imatul Khoiroh
Tmpt/tgl. lhr : Rembang, 27 Februari 1995
Alamat : Polbayem – Sumber – Rembang
Domisili : Jl. Ciliwung Gg
1 no. 5, Sidosari, Ungaran
Profesi : Mahasiswa UNDARIS
METODOLOGI STUDI ISLAM
DR. H. Abuddin Nata, MA
PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Cet,6, 2001
Desain cover oleh Advertising
Dicetak di Fajar Interpratama Offset
BAB I
PENDAHULUAN
Cita ideal agama Islam adalah jaminan terwujudnya kehidupan manusia
yang sejahtera lahir batin. Islam mengajarkan cara hidup yang dinamis dan
progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan materialis dan spiritual,
senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egliter, kemitraan, anti feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap
positif lainnya yang telah disebutkan di dalam sumber ajaran, yaitu al-Qur’an
dan hadist.
Namun kenyataan Islam sekarang menampilkan keadaan yang jauh dari
cita ideal tersebut. Ibadah yang dilakukan ummat Islam seperti sholat, puasa,
zakat, haji dan sebagainya semata – mata dilakukan hanya sebatas melakukan
kewajiban dari keshalihan saja, sedangkan buah dari ibadah yang berdimensi
sosial sudah kurang nampak. Di kalangan masyarakat telah terjadi kesalah
fahaman dalam menghayati dan memahami pesan simbolis keagamaan itu. Akibat dari
kesalah fahaman mengenai simbol keagamaan itu, maka agama lebih dihayati
sebagai penyelamat individu dan bukan sebagai keberkahan sosial secara bersama.
Terjadinya kesenjangan antara cita ideal Islam dengan kenyataan
yang terjadi dalam kehidupan sebagaimana telah disebutkan, telah banyak menarik
perhatian para ahli untuk mencoba mencari penyebabnya, dan sekaligus menawarkan
pemecahannya.
Buku ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami ajaran
Islam. Dengan demikian buku ini menmpati posisi sebagai pengantar yang
diharapkan dapat menunjukkan dengan jelas tentang bagaiman ajaran Islam itu
seharusnya difahami.
BAB II
KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA
A.
PENGERTIAN
AGAMA
Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut
kebahasaan (etimologi) dan sudut istilah (terminologi). Mengartikan agama dari
sudut bahasa lebih mudah dibanding dengan mengartikan agama dari sudut istilah,
karena pengertian agama dari sudut istilah, mengandung muatan subyektifitas
dari orang yang mengartikannya.
Agama dari segi bahasa dapat diketahui dari uraian Harun Nasution.
Menurutnya agama berasal dari bahasa sanskrit yang terdiri dari dua
kata yaitu a = tidak & gam =pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap di
tempat, diwarisi secara turun temurun.
Adapun pengertian agama secara istilah dalah ajaran yang berasal
dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang
turun temurun diwariskan oleh generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi
tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan
di akhirat. Pengertian ini diambil dari kesimpulan pengertian-pengertian para
ahli.
B.
LATAR
BELAKANG PERLUNYA MANUSIA TERHADAP AGAMA
1.
Latar
Belakang Fitrah Manusia
Dalam al-qur’an
disebutkan
Artinya : Dan
(ingatlah) ketiaka Tuhanmumengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) :
“Bukankah aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab : “betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan “sesungguhnya kami (anak Adam)adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan) (Qs, Al – A’raf 7:172).
Berdasarkan
ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam diri manusia sudah terdapat potensi
untuk beragama. Orang tuanya lah yang menjadikan anak tersebut menjadi yahudi /
nasrani / majusi.
2.
Kelemahan
dan Kekurangan Manusia
Manusia
membutuhkan agama untuk menjaga kesucian nafs dengan cara senantiasa
mendekatkan diri pada Tuhan.
3.
Tantangan
Manusia
Godaan dan
tantangan hidup manusia semakin meningkat, sehingga upaya mengagamakan
masyarakat dinilai penting agar dapat mengatasi dan membentengi
rekayasa-rekayasa memalingkan manusia dari Tuhan dengan caramengajarkan mereka
agar taat menjalani agama.
BAB III
BERBAGAI
PENDEKATAN DI DALAM MEMAHAMI AGAMA
Pendekatan
yang dimaksud di atas adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
A.
Pendekatan
Teologis Normatif
Pendekatan
teologi dalam peahaman yang menekan pada bentuk forma atau sibol-simbol
keagamaan yang masing-masing bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan tersebut
mengklaim dirinya sebagai yang paling benar dan yang lain salah.
Pendekatan ini, dalam memahami agama
menggunakancara berfikir dedukatif dan berfungsi untuk mengawetkan ajaran agama
dan juga sebagai pembentuk karakter pemeluknya dalam rangka membangun
masyarakat ideal menurut pesan dasar agama.
B.
Pendekatan
Antropologis
Pendekatan antropologis ini dapat diartikan sebagai salah satu
upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh
& berkembang di masyarakat. Pendekatan ini sangat dibutuhkan dalam memahami
C.
Pendekatan
Sosiologis
Sosiologis
merupakan suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap
dengan struktur lapisan serta berbagai gejala lainnya yang saling berkaitan.
Sosiologi
dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama dikerenakan
banyaknya bidang kajian agama yang baru, dapat dipahami secara propesional dan tepat melalui ilmu sosiologi
D.
Pendekatan
Filosofis
Pengertian
filsafat menurut Sidi Gazalba adalah berfikir secara mendalam, sistimatik,
radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat
mengenai segala sesuatu yang ada.
Pendekatan filosofis ini digunakan dalam memahami ajaran agama
dengan maksud agar hikmah, hakikat, atau inti, dari ajaran agama dapat
dimengerti & dipahami secara seksama.
E.
Pendekatan
Historis
Sejarah
atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan perilaku dari
peristiwa tersebut. Melalui pendekatan ini seseorang diajak untuk memasuki
keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka
seseorang tidak akan memahami agama keluar dari konteks historisnya, karena
pemahaman demikian itu akan menyesatkan orang-orang yang memahaminya.
F.
Pendekatan
Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia
dengan menggunakan dan mengarahkan segenap potensi batin yang dimilikinya.
Semua yang terkandung dalam kebudayaan itu, kebanyakan digunakan sebagai
kerangka acuan oleh seseorang dalam menjawab berbagai masalah yang dihadapinya.
Pendekatan ini dapat digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada dataran
empirik atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di
masyarakat.
G.
Pendekatan
psikologis
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang
mempelajari jiwa seseorang melalui gejala perilaku yang dapat diamatiya. Dengan
ilmu jiwa ini, seseorang selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang
dihayati, difahami dan diamalkan seseorang, juga dapat digunakan sebagai alat
untuk memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkat usia.
BAB
VI
HUBUNGAN
AGAMA DENGAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A.
PANDANGAN
AJARAN ISLAM TENTANG ILMU SOSIAL
Sejak kelahirannya belasan abad yang lalu, Islam telah tampil sebagai
agama yang memberi perhatian terhadap keseimbangan hidup antara dunia dengan
Tuhan, Dan akhirat, antara hubungan manusia dan antara hubungan manusia dengan
manusia, antara hubungan ibadah dengan muammalah.
Keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan menjadi penting jika
dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman modern ini. Kita mengetahui bahwa
dewasa ini manusia menghadapi berbagai macam persoalan yang benar-benar
membutuhkan pemecahan segera. Kadang-kadang kita merasa bahwa situasi yang
penuh problematika dari dunia modern justru disebabkan oleh perkembangan
pemikiran manusia sendiri.
B.
ILMU
SOSIAL YANG BERNUANSA ISLAM
Dewasa ini ilmu sosial tengah mengalami kemandekan dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya. Kita butuh ilmu sosial yang tidak hanya berhenti pada
menjelaskan fenomena sosial, tetapi dapat memecahkannya secara memuaskan.
Menurut Kuntowijoyo, kita butuh ilmu sosial profik, yaitu ilmu sosial yang
tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberi
petunjuk kearah transformasi ituasarkan cita-cita dilakukan, untuk apa dan oleh siapa? Yaitu
ilmu sosial yang mampu mengubah fenomena berdasarkan
cita-cita etik dan profetik tertentu.
C.
PERAN
ILMU SOSIAL PROFETIK PADA ERA GLOBALISASI
Islam memiliki kepedulian dan kepedulian yang tinggi terhadap
masalah-masalah sosial. Untuk itu maka kehadiran ilmu sosial yang banyak
membicarakan tentang menusia tersebut dapat diakui oleh islam. Namun Islam
memiliki pendangan yang has tentang ilmu sosial yang harus dikembangkan, yaitu
ilmu sosial profetik yang dibangun dari ajaran Islam dan diarahkan untuk
humanisasi, liberasi, dan transendensi. Ilmu pengetahuan sosial demikian yang
dibutuhkan dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya pada era globalisasi di
abad XXI mendatang.
BAB V
PENGERTIAN DAN SUMBER AJARAN ISLAM
A.
Pengertian
Agama Islam
Dari segi kebahasaan, Islam berasal
dari bahasa arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa
dan damai. Dari bentuk salima kemudian diubah daplam bentuk aslama yang berarti
berserah diri masuk dalam kedamaian. Sedang, secara istilah adalah nama bagi
suatu agama yang berasal dari Allah SWT.
B.
Sumber-sumber
Ajaran Isam
1.
Al-qur’an
adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah, turunnya secra bertahap
melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad SAW, susunannya dimulai dari
surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-nas, bagi yang membacanya
bernilai ibadah, fungsinya antara lain menjadi hujjah atau bukti yang kuat atas
kerasulan Nabi Muhammad SAW.
2.
As-sunnah
menurut bahasa artinya jalan hidup yang dibiasakan,terkadang jalan tersebut ada
yang baik dan ada pula yang buruk. As-sunnah memiliki fungsi untuk memerinci
petunjuk dan isyarat al-qur’an yang bersifat umum, sebagai pemberi informasi
terhadap sesuatu kasus yang tidak dijumpai di dalam al-qur’an.
BAB
VI
KARAKTERISTIKA
AJARAN ISLAM
A.
DALAM
BIDANG AGAMA
Karakteristik
ajaran Islam dalam bidang agama adalah mengakuai adanya pluralisme sebagai
suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalisme yang mengajarkan
kepercayaan kepada Tuhan & hari akhir, menyuruh berbuat baik & mengajak
pada keselamatan.
B.
DALAM
BIDANG IBADAH
Secara
harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT, karena didorong dan
dibangkitkan oleh akidah tauhid.
C.
BIDANG
AKIDAH
Karakteristik
yang dapat diketahuai melalui bidang akidah adalah bahwa akidah Islam bersifat
murni, baik dalam isinya maupun prosesnya, yang diyakini dan diakui sebagai
Tuhan yang wajib disembah hanya Allah.
D.
BIDANG
ILMU DAN KEBUDAYAAN
Karakteristik
ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersifat terbuka, akomodif,
tetapi juga selektif, yakni dari satu segi Islam terbuka dan akomodif untuk
menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan itu, Islam juga
selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu & kebudayaan,
melainkan ilmu & kebudayaan yang sejalan dengan Islam. Dalam bidang ilmu dan
teknologi, Isam mengajarkan kepada pemeluknya untuk bersikap terbuka. Sekalipun
kita yakin bahwa Islam itu bukan timur & bukan barat, ini tidak berarti
kita harus menutup diri dari keduanya.
E.
BIDANG
PENDIDIKAN
Dalam
bidang pendidikan, Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan,
kurikulum, guru, metode, sarana & lainnya. Semua aspek yang berkaitan
dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan surat al-falaq.
F.
BIDANG
SOSIAL
Ajaran
Islam di bidang sosial ini termasuk paling menonjol, karena seluruh bidang
ajaran Islam pada akhirnya ditunjukkan untuk kesejahteraan manusia. Dalambidang
sosial ini, Islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasehati,
kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan.
G.
DALAM
BIDANG KEHIDUPAN EKONOMI
Islam
memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang
seimbangdan tidak terpisah antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia
dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan kehidupan akhirat dicapai
dengan dunia.
H.
DALAM
BIDANG KESEHATAN
Ajaran
Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan
daripada penyembuhan. Untuk menuju upaya tersebut maka Islam menekankan pada
segi kebersihan lahir dan batin.
I.
DALAM
BIDANG POLITIK
Dalam
al-qur’an surat an-nisa’ ayat 156 terdapat perintah mentaat ulil amri yang
terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik, pemerintahan dan negara.
Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin. Islam
menghadapi suatu ketaatan kritis. Jika pemimpin itu berpegang teguh pada
tuntunan Allah & Rasulnya, maka wajib ditaati, namu bila sebaliknya, maka
boleh dikritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar.
J.
DALAM
BIDANG PEKERJAAN
Islam
memandang kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas dasar itu, maka kerja
yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, tererah pada pengabdian
terhadap Allah SWT, dan kerja yan bermanfaat bagi orang lain, untuk itu, Islam
tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan, tapi pada kualitas dan manfaat kerja.
K.
ISLAM
SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Menurut
peraturan Mentri Agam RI tahun 1985, bahwa yang termasuk disiplin ilmu keislam
adalah al-qur’an/tafsir, hadist, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, fiqh, SKI erta
pendidikan Islam
BAB
VII
METODOLOGI
PEMAHAMAN ISLAM
A.
KEGUNAAN
METODOLOGI
Mukti ali
mengatakan bahwa yang menentukan kebodohan atau kemajuan bukanlah karena ada
atau tidak adanya orang-orang yang jenius, melainkan karena metode penelitian
dan cara melihat sesuatu.
B.
STUDI
ISLAM
Islam lebih
merupakan agama yang tidak dapat diberlakukan kepadanya paradigma ilmu
pengetahuan yaitu paradigma analitis, kritis, metodologis, historis, dan
empiris. Sebagi agama, Islam lebih bersifat memihak, romantis, apologis, dan
subyektif. Sedangkan jika dilihat dari segi historis, yakni Islam dipraktekkan
oleh manusia serta tumabuh dan berkembang dalam sjarah kehidupan manusia, mak
Islam dapat dikatakansebagai sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu keislaman atau
islamic studies.
C.
METODE
MEMAHAMI ISLAM
Metode yang dapat
digunakan untuk memehami Islam secara garis besar ada dua macam. Pertama metode
komparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan membandingkan seluruh aspek
yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama lainnya, dengan cara demikian
akan dihasilkan pemahaman Islam yang obyektif dan utuh. Kedua metode sintesis,
yaitu suatu cara memahami Islam dengan cara memadukan metode ilmiyah dengan
segala cirinya yang rasional, kritis dan seterusnya dengan metode teologis
normatif.
BAB VIII
TELAAH
“KONSTRUKSI TEORI” PENELITI AGAMA
A.
Pengertian
Konstruksi Teori Peneliti Agama
Penegertian
konstruksi teori peneliti agama adalah suatu upaya memeriksa, memahami,
mempelajari, dan meramalkan secara seksama secara seksama sususnan atau
bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang diperlukan
untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai
dasar pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntutan
zaman.
B.
MACAM-MACAM
PENELITIAN
1.
Penelitian
Historis
2.
Penelitian
Kasus & Penelitian Lapangan
3.
Penelitian
Korelasional
4.
Penelitian
Kausal Komperatif
5.
Penelitian
Experimental Sungguhan
6.
Penelitian
Tindakan
7.
Penelitian
Survai
8.
Graunded
Research
C.
LANGKAH-LANGKAH
POKOK PENYUSUNAN DRAFT PENELITIAN DAN KAJIAN ISLAM
Unsur-unsur yang dikaitakan denan rencana penyusunan draft
penelitian dan pengkajian agama adalah :
1.
Unsur
latar belakang masalah
2.
Studi
kepustakaan
3.
Landasan
teori
4.
Metodologi
penelitian
5.
Kerangka
analisa
D.
PENDEKATAN
YANG DIGUNAKAN
1.
Pendekatan
kawasan (regional)
Pendekatan
ini digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian tentang suatu masalah menurut
wilayah diman masalah tersebut terjadi
2.
Pendekatan
perbandingan
Yaitu
pendekatan yang mengkaji bidang keilmuan dengan cara membandingkan berbagai
pendapat atau aliran yang ada dalam ilmu tersebut, sehingga dapat diketahui
persamaan dan perbedaannya.
3.
Pendekatan
topikal-tematik
4.
Yaitu
mengkaji suatu masalah dalam satu bidang ilmu pengetahuan dengan cara
mengelompokkan dalam topik-topik
tertentu.
BAB IX
TEORI-TEORI PENELITIAN AGAMA
Teori adalah alat terpenting suatu ilmu pengetahuan. Tanpa teori
berarti ada serangkaian fakta atau data
sajala, dan tidak ada ilmu pengetahuan. Teori itu : menyimpulakan generalisasi
fakta-fakta, memberi kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi
fakta-fakta, meramalkan gejala-gejala baru, dan mengisi kekosongan pengetahuan
tentang gejala-gejala yang telah ada atau sedang aterjadi.
Studi Islam ternyata banyak dikaji dengan menggunakan berbagai
teori dan pendekatan yang selam ini banyak dijumpai dalam ilmu-ilmu sosial,
seperti ilmu-ilmu ekonomi, politik, kebudayaan, sejarah dan sebagainya.
BAB X
MODEL PENELITIAN TAFSIR
A.
PENGERTIAN
TAFSIR
Tafsir berasal dari bahasa arab fassara, yufassiru, tafsiran,
yang berarti penjelasan, pemahaman, dan perincian. Sedangkan pengertian model
penelitian tafsir adalah suatu contoh, ragam, acuan atau macam dari
penyelidikan secara seksama terhadap tafsir al-qur’an yang pernah dilakukan
generasi dahulu untuk diketahui secara pasti tentang berbagai hal yang berkait
tentangnya.
B.
LATAR
BELAKANG PENELITIAN TAFSIR
Berdasarka pada adanya upaya penafsiran al-qur’an sejak zaman
Rasulullah SAW. Hingga dewasa ini, serta adanya sifat dari kandungan al-qur’an
yang terus menerus memancarkan cahaya kebenaran
itulah yang mendorong timbulnya dua kegiatan,yaitu kegiatan penelitian
disekitar produk-produk penafsiran yang dilakukan generasi terdahulu dan
kegiatan penafsiran al-qur’an itu sendiri
C.
MODEL-MODEL
PENELITIAN TAFSIR
1.
Model
Quraish Shihab
2.
Model
Ahmad Al-Syarbashi
3.
Model
Syaih Ahmad Al-Ghazali
4.
Model
Penelitian Lainnya
BAB XI
MODEL PENELITIAN HADIST
Dalam al-qur’an disebutkan :
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah
kamu siarkan. (Qs. Ad-dhuha, 93:11)
Berdasarkan
informasi ayat-ayar tersebut, kita dapat memperoleh suatu pengertian bahwa
pengertian hadist dari segi bahasa lebih ditekankan pada arti berita atau
kabar, sungguhpun kata tersebut dapat berarti sesuatu yang baru atau sesuatu
yang menunjukkan waktu yang dekat. Namun dalam kalanagan Jumhur Ulama’ umunya
berpendapat bahwa hadist, sunnah, khabar dan atsar tidak ada perbedaannya,
yaitu segala sesuatu yang dinukilkan dari Rasulullah SAW. Sahabat, atau Tabi’in
dalam bentuk ucapan maupun ketetapan, baik itu semua dilakukan sewaktu-waktu
saja, maupun lebih sering dan banyak diikuti oleh para Sahabat.
MODEL-MODEL
PENELITIAN HADIST
1.
Model H.M Quraish Shihab
2.
Model Musthafa Al-Siba’iy
3.
Model Muhammad Al-Ghazali
4.
Model Zain al-din ‘Abd
al-Rahim bin al-Husain Al-Iraqiy
5.
Model penelitian lainnya
BAB XII
MODEL PENELITIAN FILSAFAT ISLAM
A. PENGERTIAN
FILSAFAT ISLAM
Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari
gabungan kata filsafat dan Islam. Kata filsafat berasal dari kata philo yang
berarti cinta, dan kata shopos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian
secara bahasa filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Sedangkan yang
dimaksud dengan Filsafat Islam adalah rumusan pemikiran muslim yang ditempeli
begitu saja dengan konsep filsafat yunani.
B. MODEL-MODEL
PENELITIAN FILSAFAT ISLAM
1. Model M.
Amin Abdullah
2. Model
Otto Horrasowitz, Majid Fakhry dan Harun Nasution
3. Model
ahmadFuad Al-Ahwani
BAB XIII
MODEL PENELITIAN ILMU KALAM
A.
PENGERTIAN
ILMU KALAM
Ilmu kalam adalah ilmu yang secra husus membahas tentang masalah
ketuhananbserta berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan
dalil-dalil yang meyakinkan.
B.
MODEL-MODEL
PENELITIAN ILMU KALAM
1.
Penelitian
Pemula
a.
Model
Abu Mansyur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al- Maturidy al-Samarqandy
b.
Model
al-Imam Abi Al-Hasan bin Isma’il Al-Asy’ari
c.
Model
abd al-Jabbar bin Ahmad
d.
Model
Thohawiyah
e.
Model
al-Imam Al-Haramain al-Juwainy
f.
Model
Al-Ghazali
g.
Model
al-amidy
h.
Model
al-Shahrastani
i.
Model
al-Badzawi
2.
Penelitian
Lanjutan
a.
Model
Abu Zahra
b.
Model
Ali Musthafa Al-Ghurabimodel Abd al-Lathif Muhammad Al-‘Asyr
c.
Model
Ahmad Mahmud Shubhil
d.
Model
Ali Sami Al-Nasyr dan Ammar Jami’iy al-Thaliby
e.
Model
Harun Nasution
BAB XIV
MODEL
PENELITIAN TASAWUF
A.
PENERTIAN TASAWUF
Tasawuf adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang
dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan dunia, selalu dekat
dengan Allah, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak mulia.
B.
MODEL-MODEl
PENELITIAN TASAWUF
1.
Model
Sayyed Husein Nasr
2.
Model
Musthafa Zahrimodel Kautsar Azhari Noor
3.
Model
Harun Nasution
4.
Model
A.J Arberry
BAB XV
MODEL PENELITIAN FIQH (HUKUM)
A.
PENGERTIAN
DAN KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM
PENGERTIAN HUKUM Islam hingga saat ini masih rancu dengan
pengertian Syari’ah. Untuk itu dalam pengertian hukum Islam di sini dimaksudkan
di dalamnya pengertian Syari’at. Dalam kaitan inidijumpai pendapat mengatakan
bahwa hukum Islam atau fiqh adalah sekelompok dengan Syari’at , yaitu ilmu yang
berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang diambil dari nash al-Qur’an atau
as-sunnah
B.
MODEL-MODEL
PENELITIAN HUKUM FIQH
1.
Model
Harun Nasution
2.
Model
Noel J. Coulson
BAB XIV
MODEL
PENELITIAN POLITIK
A.
PENGERTIAN
POLITIK
Dalam kamus
Bahasa Indonesia, karangan W.J.S Poerwadinata, politik diartikan sebagai
penetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, politik diartikan sebagai
pengetahuan mengenai kenegaraan seperti tata cara pemerintahan, dasar-dasar
pemerintahan dan sebagainya. Dan dapat pula berarti segala urusan dan tindakan
(kejaksaan), siasat dan sebagainya mengenai pemerintahan suatu negara atu
terhadap negara lain.
B.
MODEL-MODEL
PENELITIAN POLITIK
1.
Model
Muhammad Syafi’i Ma’arif
2.
Model
Harry J. Benda
BAB XVII
MODEL PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM
A.
PENGERTIAN
PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan,
dan membina peserta didikan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar
terbina suatu keprinadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
B.
MODEL-MODEL
PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM
1.
Model
Penelitian Tentang Problema Guru
2.
Model
Penelitian tentang Lembaga Pendidikan Islam
3.
Model
Penelitian Kultur Pendidikan Islam
4.
Model
Penelitian Zamakhsyari Dhofier
BAB XVIII
MODEL PENELITIAN
SEJARAH ISLAM
A.
PENGERTIAN
SEJARAH ISLAM
Dalam kamu
besar bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadinata mengatakan sejarah adalah kejadian
dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada asa yang lampau atau peristiwa
penting yang benar-benar terjadi. Moel penelitian ini memakai model penelitian
sejarah kawasan
BAB XIX
MODEL PENELITIAN PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM
A.
PENGERTIAN
PEMBAHARUAN ISLAM
Yang dimaksudkan dengan pembaharuan Islam itu bukan mengubah
Al-Qur’an dan hadist, tetapi justru kembali pada Al-Qur’an dan Hadist sebagai
sumber ajaran islam yang utama.
B.
MODEL
PENELITIAN PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM
1.
Model
Penelitian Delian Noer
2.
Model
penelitianH.A.R Gibb
BAB XX
MODEL PENELITIAN ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI AGAM
A.
MAKNA
PENELITIAN ANTRIPOLOGIS DAN SOSIOLOGIS AGAMA
Pendekatan
antropologis ini menjelaskan bagaimana suatu fenomena agama itu terjadi,
selanjutnya kita lihat mengenai makna pendekatan sosiologi dalam memahami
agama. Diketahui bahwa sosiologi merupakan ilmu yang membahas sesuatu yang
telah teratur dan telah terjadi secara berulang dalam masyarakat.
B.
MODEL
PENELITIAN ANTROPOLOGI AGAMA
Penelitian ini
memakai model penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.
C.
MODEL
PENELITIAN SOSIOLOGI AGAMA
PENUTUP
Agama pada umumnya dan Islam pada hususnya dewasa ini semakin
dituntut peranannya untuk menjadi pemandu dan pengarah kehidupan agar manusia
tidak terperosok kepada keadaan yang merugikan dan menjatuhkan martabatnya
sebagai makhluk mulia.
Dalam situasi global, agama diharapkan dapat memberi jawaban
terhadap berbagai masalah baik yang berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi,
politik, keamanan maupun kemakmuran dan lain sebagainya.
Buku ini selain mengajak pembaca kepada pemahaman agama yang
komprehensif, aktual, segar dan integral juga telah memberi petunjuk praktis
tentang bagaimana suatu penelitian agama itu dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar